intermezzodrpengungsian_1

Intermezzo dari Pengungsian

“Maaf Bu saya sudah punya”,    ucap seorang Ibu yang sedang menggendong bayinya dan ditemani oleh saudara kecilnya dengan mimik wajah terkejut dan sorot mata dalam mode defensif ketika partnerku membawa dan menawari sumbangan bantuan mukena dari para donatur.

“ini Mukena Bu..Sumbangan,gratis ga perlu ibu bayar” kata partnerku,

“Adek udah punya kah?” Kata partnerku mencoba mengalihkan pembicaraan kepada adeknya Ibu ini. Pertanyaan itu disambut gelengan kepala mantap si gadis kecil.

” ooo..gratis ya Bu? Iya kami terima kalau begitu”. Akhirnya sahut si Ibu..

Itulah sepenggal percakapan lucu yang terjadi waktu itu, Sabtu (18/8/2018) ketika aku gerilya membawa bantuan mukena gratis untuk para pengungsi akibat gempa bumi yang terjadi di Lombok Tahun 2018.

Entah penampilan partnerku yang mirip pedagang atau memang cara kami membawa mukena yang sudah kami kemas dalam kresek-kresek yang membuat ibu itu berpikir kalo kami ini pedagang.Atau juga karena kami berjalan membawa bantuan mantap melewati beberapa posko hanya untuk menuju tempat ibu itu hingga dia tak menyangka kami membawa bantuan.

Kami memang tak mau terlalu over expose membawa bantuan mukena dan sarung, bukan apa-apa, kami hanya ingin memastikan memberikan bantuan ini secara selektif karena tak dipungkiri juga di lapangan,terkadang ketika kami membawa bantuan akan ada kerumunan tiba2 terjadi. Bantuan kami jumlahnya memang tak fantastis, makanya kami ingin betul-betul memberikan kepada yang benar-benar membutuhkan.

 

 



There are no comments

Add yours