Kepada Kawanku Punggawa Keuangan Negara

Karya: Fahmi Trisnadi, Setditjen Perbendaharaan

Kepada kawanku punggawa keuangan negara
Oktober 2004 (1)
Titik awal sinergi tertancap
Reformasi keuangan negara
Memeram sukma-sukma serakah yang merajalela

Paket Undang-Undang Bidang Keuangan Negara dilahirkan
Fungsi Departemen Keuangan sebagai pengelola fiskal ditegaskan

Langit mempersilakan angin mengantarkan kebaikan
pada tata kelola pemerintahan
Serupa tembang Mijil (2)

Ia lahir, menjadi awal mula
Menyimpan harapan dan doa
Menyatu, menembus riuh suara-suara genting

Demi memastikan belanja negara yang berkeadilan,
efektif, efisien, dan produktif (3)

Satu rupiah tak akan rela keluar begitu saja
Semua harus dipertanggungjawabkan
pada rakyat dan negara
yang nanar memandang

Seakan berteriak dari pangkal kerongkongan
“Kami dapat apa?”

“Ingatlah masa-masa ini
Sebagai sejarah hidupmu ke depan
Di mana kalian bertahan, belajar bangkit, dan
menjadi pahlawan dalam kehidupan

Kalian harapan ayah bunda
Kalian harapan bangsa
Kalian masa depan Indonesia

Jangan pernah lelah
mencintai negeri ini”

Pesan Sri Mulyani dengan nyala api di atas kepala
Meski beberapa kali nyeri ditikam anak buahnya
yang berkhianat menggelapkan uang negara

Nila setitik
Rusak susu sebelanga

Kini,
Kita adalah pendaki di tengah rimba ekonomi global
Meneruskan dengan perlahan
Menyusuri setapak jalan untuk mencapai puncak
Memberi tanda agar tidak tersesat
Menyalakan api di atas kepala
dengan nilai-nilai Kementerian Keuangan
Meski ancaman krisis ekonomi, kontraksi ekonomi
atau jurang resesi di dua sisi
Kita harus tetap berjalan
Mewujudkan rakyat Indonesia yang sejahtera
dengan peta Undang-Undang Keuangan Negara

Matahari pucat yang tenggelam dalam kopi hitamku
Tiba-tiba memunculkan dalam kenangan
Sosok-sosok yang gagah (4) berbaris rapi

Samsi Sastrawidagda
A.A. Maramis
Soetikno Slamet
Syafrudin Prawiranegara
Prijadi Praptosuhardjo
Frans Seda
Ali Wardhana

Prijadi Praptosuhardjo dengan sorot mata tajam, lalu bertanya,
“Benarkah kamu telah menjaga keuangan negara?”
“Benarkah para UMKM dan masyarakat berpenghasilan rendah telah menerima manfaat APBN?”

Dari mulutnya keluar api.
Menyembur, membakar bola mataku, meminta keterangan.
Tak mampu aku menjawab
Hingga langit mendadak pucat
Perlahan merengkuh jiwa-jiwa yang takut dan kedinginan
Menggeremangkan mantra-mantra pageblug
di antara hiruk pikuk wong cilik mengadu nasib

Singgah singgah kala singgah
Pan suminggah durga kala sumingkir
Sing a sirah sing a suku
Sing a wulu sing a bahu
Sing a tenggak kalawan buntut
Sing a tan kasat mata
Padha sira sumingkira
Muliha mring asalneki (5)

Aku mencoba menggapai jantungku yang berdetak tak beraturan
Meneguk sisa kopi di perpisahan senja

Seekor burung yang entah dari mana datangnya
Hinggap di pundakku, mengabarkan sesuatu

 

Enam ratus sembilan puluh sembilan triliun (6)
Anggaran negara digelontorkan
Relaksasi DAK Fisik
BLT Dana Desa
Insentif tenaga kesehatan
Listrik disubsidi
Kartu Prakerja
Demi pemulihan ekonomi nasional dan penanganan kesehatan
Di tengah amuk tarian Corona

Seragam biru yang dipakai di hari Rabu
Menyilaukan langit yang kelabu
Membangun Indonesia dari pengalaman masa lalu

Dari jalan terjal
Dari keputusasaan yang mengular
Dari integritas yang sering kali jadi taruhan
Namun tetap menggunung tekad
Untuk menjadi pengelola perbendaharaan
unggul di tingkat dunia (7)

Catatan:
1 Oktober 2004 adalah momen Pelantikan Direktur Jenderal Perbendaharaan dan seluruh pejabat Eselon II serta menjadi tahun terbitnya Keputusan Presiden Nomor 35, 36, dan 37 Tahun 2004 dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 302/KMK/2004 dan Nomor 303/KMK/2004 yang secara hukum unit-unit pengelola fungsi perbendaharaan melebur menjadi satu Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
2 Tembang Mijil merupakan salah satu tembang macapat – tembang tradisional Jawa, yang melambangkan bentuk sebuah biji atau benih yang telah terlahir di dunia berasal ari kata wijil yang bermakna keluar.
3 Misi Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb)
DJPb mendukung misi Kementerian Keuangan nomor 3 (memastikan belanja negara yang berkeadilan, efektif, efesien, dan produktif) dan nomor 4 (mengelola neraca keuangan pusat yang inovatif dengan resiko minimun)
4 Sosok-sosok gagah ini adalah nama-nama Menteri Keuangan Republik Indonesia dari masa ke masa
5 Kidungan Semar karya Sunan Kalijaga yang dipercaya dapat menangkal masa pagebluk (pandemi)
6 Dana yang dianggarkan pemerintah untuk penanganan pandemi Covid-19 dengan Program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN)
7 Visi Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb)